Kamis, 29 Desember 2011

Sinopsis Drama Korea Pink Lipstick episode 77-78


Di hotel, dengan mata sayup-sayup Young Eun mencoba untuk melihat lebih jelas lagi, dia bingung sedang berada dimana dan mencoba untuk mengingat kejadian sebelumnya, akhirnya dia ingat kalau semalam mabuk-mabukan dan dengan digendong Seo Jin membawanya ke hotel itu. Young Eun tidak habis pikir kenapa Seo Jin meninggalkannya begitu saja disana, bahkan tanpa melepaskan sepatunya.

Ga Eun menemui Ny. Oh, dia ingin mendengar semua hal yang telah Ga Eun lakukan. Ga Eun menjelaskan bahwa dia hanya mengikuti mantan suaminya dan mengganggu bulan madu mereka. Dan semua yang dia lakukan itu tidak memerlukan uang sedikitpun. Ny. Oh cukup terkesan “baiklah, jika kau memang ingin menjadi kuat dan mendapatkan kekuatan, aku akan memberimu tugas pertama dan lakukanlah dengan benar”. Ny. Oh lantas membawa Ga Eun ke dalam butiknya dan memintanya untuk memilih satu pakaian elegan yang cocok untuk Ga Eun pakai. Setelah Ny. Oh pergi, Ga Eun mencoba memilih milih pakaian yang ada disana.

Ga Eun masuk ke ruangan Ny. Oh dengan memakai pakaian pilihannya yang berupa terusan bernuansa gelap. Ny. Oh merasa kalau Ga Eun seperti akan menghadiri wawancara pelayan bar dengan pakaiannya tersebut. Tapi aku ingin tahu apa yang membuatmu memilihnya? Ga Eun menjawab pertanyaan itu sambil mengingat Mi Ran yang terlihat cantik dan elegan dengan memakai terusan serupa seperti yang Ga Eun pakai. “Aku hanya mengikuti gaya seseorang, karena para laki-laki seperti begitu tertarik melihatnya”. Ny. Oh tidak suka dengan jawaban tersebut, dia berfikir bahwa “kau harus menampilkan citramu sendiri, jangan pernah mencoba untuk menyerupai orang lain. Sebelum kau ingin menarik perhatian laki-laki, pastikan dulu siapa jati dirimu. Separuh dari dunia ini adalah laki-laki, jadi jika kau tidak memahami mereka, kau hanya melihat separuh dunia. Dan laki-laki hanya menyukai uang. Jadi kau pun harus mempelajari apa arti uang terlebih dahulu”.

Untuk meneruskan penjelasannya, Ny. Oh lantas membawa Ga Eun menemui seorang manager bank. Manager itu senang melihat kedatangan Ny. Oh, dia bertanya apakah Ny. Oh sudah menemukan tempat baru baginya untuk berinvestasi?. Ny. Oh bilang kalau dia ingin meminjam uang atas nama Ga Eun, “dia seorang pemula yang ingin memulai bisnisnya”. Mimik wajah manager itu langsung mengkerut, dia melihat Ga Eun dan bilang pada Ny. Oh “anda tahu sendirikan, sangat sulit mendapatkan dana jika tidak menyerahkan jaminan atau setidaknya membuat rencana atau proposal bisnis”. Ny. Oh melirik pada Ga Eun dan bilang kalau dia akan memberi waktu tiga hari pada Ga Eun untuk membuat proposal bisnisnya. Kemudian Ny. Oh pamitan dan bilang pada managernya kalau dia akan kembali tiga hari lagi dengan membawa proposal.

Ga Eun merasa tidak tahu apa yang harus dia lakukan, dan memulainya dari mana. “kau pasti bisa, karena kebencian dan kemarahan, kau bisa melakukan hal seperti kemarin memata-matai mantan suamimu. Maka kali ini juga lakukanlah hal yang sama” ucap Ny. Oh.

Orang tua Mi Ran datang ke rumah besannya dengan membawa koper milik Mi Ran. Ibu Jung Woo tanya “kenapa kopernya lebih dulu sampai dibandingkan orangnya?”. Ibu Mi Ran beralasan kalau ini semua karena ulah Jung Woo yang pergi begitu saja di malam bulan madu mereka, sehingga Mi Ran jadi marah. Ibu Jung Woo membela anaknya, dan bilang bahwa dirinya juga sudah tahu tentang Mi Ran yang pernah jadi istri ke empat belas orang Arab. “Dasar kalian keluarga penipu”. Ibu Jung Woo mengusir mereka.

Mi Ran sedang minum minuman keras. Sebenarnya dia merasa sangat bahagia karena harapannya untuk menikah dengan Jung Woo sudah tercapai, tapi “kenapa jadi kacau begini sejak hari pertama?”. Mi Ran mendapat telepon dari Ga Eun, yang mengatakan bahwa dirinya dalam perjalanan menemui Jung Woo. Ga Eun bilang begitu karena dia tidak mau sembunyi-sembunyi seperti yang dilakukan oleh Mi Ran dulu agar tidak menyebabkan kesalah pahaman (sebenarnya sih memang ada maksud tertentu untuk menjalankan taktik selanjutnya).

Di kantor, Jung Woo menerima Ga Eun dengan hangat. Dia bilang kalau hari ini Ga Eun terlihat lebih segar dibandingkan semalam. Ga Eun beralasan kalau dia setidaknya bisa tidur nyenyak saat tahu kalau Jung Woo akan membantunya mangatasi para rentenir itu. (Iya heran, walau sudah cerai, masih saja mereka saling memanggil sayang).  
Jung Woo mengomentari rambut Ga Eun, “kau lebih cocok dengan rambut lurus”. Jung Woo memberikan uang pada Ga Eun agar dia tidak kesulitan lagi. Namun Ga Eun menolaknya dan mencoba mengalihkan pembicaraan, “bagaimana keadaan Na Ri?”. Jung Woo bilang kalau dia akhir-akhir ini sangat sibuk jadi belum mengetahui perkembangan Na Ri.

Karena merasa kalau sebentar lagi Mi Ran pasti akan muncul, jadi Ga Eun pura-pura tidak sengaja menyenggol gelas, sehingga menumpahkan isinya dan membasahi celana Jung Woo yang sedang duduk di depannya.  Ga Eun minta maaf dan berusaha mengelap celana Jung Woo agar tidak terlalu basah. Dan tepat saat itu nenek sihir datang “apa yang kau lakukan di sini?!” teriak Mi Ran saat masuk ke ruang kerjanya Jung Woo. Mi Ran marah-marah dan mendorong Ga Eun hingga tersudut, Jung Woo berusaha melerai. Mi Ran makin marah karena sikap Jung Woo yang lebih mempedulikan Ga Eun dibandingkan dirinya. Ga Eun sengaja membuat suasana semakin panas dengan bilang “aku minta maaf, seharusnya aku tidak datang saat kemarin malam”. Mi Ran yang mendengarnya jadi makin mengamuk, ternyata benar Ga Eun yang menyebabkan Jung Woo pergi meninggalkannya seorang diri di hotel saat bulan madu kemarin. Ga Eun minta maaf dan berusaha pergi dari sana setelah membuat ricuh suasana, Jung Woo berusaha mengejar sambil ingin memberikan uang nya yang tidak di ambil oleh Ga Eun. Namun Mi Ran menghalanginya.

Ga Eun keluar dari kantor itu dengan wajah sumringah, sesaat kemudian Jae Bum meneleponnya. Mereka ketemuan, Ga Eun bercerita kalau sebenarnya Ny. Oh memberinya tugas membuat proposal bisnis, apa kau bisa membantuku?. “proposal bisnis ya? Itu mudah” jawab Jae Bum.
Kembali ke TKP= Tempat Kejadian Perkara (halah, abaikan), Mi Ran marah besar pada Jung Woo. Dia beralasan kalau Ga Eun sedang tertimpa masalah. “tapi kau melakukannya di malam bulan madu kita!” balas Mi Ran dengan sengitnya.

Begitu pulang kerumah dan masuk kamar, Mi Ran langsung di dorong oleh ibu mertuanya hingga terjatuh ke ranjang. Ibu menunjukkan semua foto-foto Mi Ran dengan suami Arabnya. Ibu menuduh Mi Ran sudah berbohong tentang statusnya dan ingin agar Mi Ran dan Jung Woo bercerai saja dan kau pergi dari rumah ini. Mi Ran berusaha menjelaskan bahwa Jung Woo sudah tahu semuanya, dan langsung keluar kamar.
Di ruang kerja, Jung Woo justru sedang mengurus masalah Ga Eun, menurut penelepon di seberang sana (kayaknya pak Kim alias sekretaris Jung Woo), masalah penipuan yang dialami Ga Eun cukup sulit untuk dilacak, kejahatan real estate memang rumit, apalagi dia (Ga Eun) membayarnya secara tunai, jadi tidak ada bukti-bukti. Jung Woo mengangguk mengerti dan langsung menutup teleponnya begitu Mi Ran masuk. Mi Ran mengadu agar Jung Woo menjelaskan semuanya pada ibunya, ibu masuk dan langsung memukul kepala Mi Ran “beraninya kau pergi disaat aku masih bicara”. Mi Ran “ibu memukulku?”.

Di rumah yang lain, Tn. Maeng bertanya pada putranya tentang Jae Bum. Seo Jin tidak tahu, yang menjawab justru Gi Beol pelayan mereka “menurutku, pribadi Jae Bum akhir-akhir ini selalu berubah-ubah, kadang senyum-senyum sendiri, tapi sesaat kemudian tampak gelisah seperti memikirkan sesuatu. Tn. Maeng berasumsi kalau Jae Bum pasti sedang kencan, “siapa wanita itu?”. Secara tidak langsung adegan beralih ke seseorang yang sedang memainkan piano, yang juga bisa diartikan sebagai jawaban dari pertanyaan Tn. Maeng tadi.

Perlahan pemilik tangan itu menunjukkan wajahnya, yups dia Ga Eun yang sedang memainkan tuts-tuts pianonya sambil menerawang, mengingat semua hal-hal yang membuatnya gembira, saat kebersamaannya dengan Na Ri, dan juga ayahnya yang telah tiada. Di bangku pengunjung, ada Jae Bum yang sedang menyaksikan permainan piano Ga Eun.
Setelah selesai, semua pengunjung memberikan tepuk tangannya. “aku baru tahu kalau kau bisa bermain piano dengan begitu baik” kata Jae Bum terkesan. Ga Eun menjawab kalau dulu dia mempelajarinya sebagai hobby, namun sekarang dia melakukannya untuk mendapatkan uang.
Jae Bum bilang kalau Ga Eun terlalu sibuk bekerja dari pagi sampai malam, dan menasehatinya untuk menjaga kesehatannya “jika aku sesekali datang untuk melihat penampilanmu, kau tidak akan mengusirku kan?”, “tentu saja tidak, kau kan datang sebagai tamu, mana mungkin aku mengusirmu” jawab Ga Eun sambil tertawa. Tidak hanya itu, Jae Bum juga minta waktu khusus agar bisa bertemu dengan Ga Eun (ceritanya Jae Bum nembak nich???? Hahay suit swiwww <-- so’ iyeh banget nich Iya). Namun sayangnya malah mendapat tampikan dari Ga Eun “tidak bisa, sebaiknya kau mundur jika tidak ingin terluka”. Tapi Jae Bum pantang menyerah, dia akan tetap mempertahankan perasaannya (good!! Hwaiting yak JB!! Justin Beiber?? Hehehee Jae Bum lah).

Pagi-pagi sekali Ga Eun sudah sibuk bekerja mengantarkan koran. Lalu siangnya bekerja di butik, dia mengingat ucapan Ny. Oh “faktor penjual kunci” apa maksudnya? Saat berfikir seperti itu, tiba-tiba dilihatnya Jae Bum muncul dari balik kaca dengan wajah super sumringahnya, waaaa....sambil membentangkan tangan. Jae Bum datang untuk mengajaknya makan siang di taman bunga dengan bekal yang sengaja dipersiapkan oleh Jae Bum sendiri. Ga Eun menyukai masakannya.

Mi Ran datang ke rumah Ga Eun, “kau telah mengganggu bulan maduku, kau juga kan yang mengirimkan paket bunga serta foto-foto itu ke rumah mertuaku?!” Ga Eun “apa maksudmu? aku tidak mengerti, lagi pula kau harus punya bukti jika ingin menuduhku! Apa kau tahu? Akhir-akhir ini Jung Woo begitu tertarik padaku” untuk membuktikannya Ga Eun mencoba menelepon Jung Woo (main taktik lagi nih Ga Eun). Melihat hal itu Mi Ran langsung berusaha merebut handphone Ga Eun. Terjadi saling rebut handphone, di seberang sana Jung Woo mendengar teriakan Ga Eun dan Mi Ran. Mi Ran berhasil mendapatkan handphone tersebut dan langsung melemparnya hingga berserakan. Ga Eun tersenyum “kenapa? Apa kau takut kalau Jung Woo akan datang kemari untuk diriku?”. Mi Ran “untukmu? Kalau pun dia datang itu pasti karena aku”. Saat Mi Ran mau pergi, Ga Eun bilang kalau sebenarnya yang dia telepon tadi adalah Young Eun (padahal beneran Jung Woo, supaya Mi Ran enggak keburu pergi sebelum kedatangan Jung Woo). Tentu saja Mi Ran reflek membalikan badannya kembali, dia geram. Ga Eun meledek Mi Ran karena tidak yakin dengan perasaan Jung Woo. Dan Mi Ran membalasnya dengan mengatakan bahwa sejak dari awal Jung Woo mendekati Ga Eun hanya untuk mendapatkan harta kekayaannya saja. Mereka bertengkar, namun Ga Eun sengaja mengalah, saat Mi Ran mendorong Ga Eun tepat saat itulah Jung Woo datang dan langsung berusaha merengkuh Ga Eun. Mi Ran terkejut, dan Jung Woo langsung memarahinya. Ga Eun berpura-pura terkulai lemas, Mi Ran “kau jangan pura-pura seperti itu!”. Ga Eun bilang agar Jung Woo segera membawa Mi Ran, tapi Jung Woo mengkhawatirkan Ga Eun “aku tidak apa-apa” jawabnya. Akhirnya Jung Woo membawa paksa Mi Ran pergi. (yes yes yes yes yes ala HITZ, taktik Ga Eun berhasil lagi, hahaa). Saat sendiri, Ga Eun mengingat kembali ucapan Mi Ran yang mengatakan bahwa Jung Woo mendekatinya hanya untuk mendapatkan hartanya saja.

Pulang ke rumah Mi Ran marah pada Jung Woo, seharusnya dia tidak bersikap seperti tadi. “lalu apakah aku harus diam saja melihatnya terjatuh?” tanya Jung Woo. Mi Ran “tapi ini semua adalah perbuatan Ga Eun, mulai dari gaun pengantinnya yang rusak, paket bunga dan foto-foto itu”. Jung Woo tidak percaya, “karena aku mengenal dengan baik siapa Ga Eun, dia berbeda denganmu! Ga Eun tidak akan sanggup melakukan perbuatan seperti itu.
Lagi pula ini semua adalah salahmu! Aku sudah muak mendengar dari orang-orang tentang banyaknya laki-laki yang dekat denganmu!”.

Di restoran, seperti biasa Jae Bum menikmati alunan piano yang dimainkan oleh Ga Eun. Setelah sampai ke rumah, dia langsung menuju ke dapur dan menuangkan air putih. Jae Bum minum sambil senyum-senyum sendiri karena mengingat kebersamaannya dengan Ga Eun saat makan siang tadi, lalu pamannya bertanya dari belakang hingga membuat Jae Bum terkejut. Paman “apa yang sedang kau pikirkan hingga menunjukkan ekspresi seperti itu? Siapa wanita itu?”. Jae Bum “apa maksud paman? Lebih baik paman urus pernikahan Seo Jin terlebih dahulu”.

Ga Eun sedang sibuk di kamarnya, ibu memintanya untuk segera istirahat. Ga Eun bilang tidak apa-apa, dan melanjutkan membuat proposal.

Keesokan harinya, Ga Eun janjian dengan sahabatnya. “jadi demi balas dendam pada Jung Woo, kau bekerja pada Ny. Oh?” tanya Yoo Mi. Ga Eun membenarkan hal itu, dia perlu mencari bukti-bukti kejahatan Jung Woo, kenapa dia bisa begitu tega berbuat hal ini padaku?. Sahabatnya menjawab “itu dikarenakan Ga Eun hidup dengan penuh kenyamanan, sedangkan Jung Woo sebaliknya, itu lah sebabnya dia memiliki pikiran licik seperti itu”. Namun Yoo Mi juga merasa untuk mencari bukti kesalahan mereka pasti sangat sulit, karena mereka tidak akan sembarangan meninggalkan jejak. Mencari bukti hitam di atas putih mungkin agak susah, jadi kita harus mencari nya melalui orang-orang terkait. Ga Eun merasa kalau Mi Ran pasti tahu semua hal yang telah Jung Woo lakukan, “tapi tidak mungkin aku mendapatkannya dari Mi Ran. Atau mungkinkah ayah tiri Mi Ran tahu sesuatu? Aku dengar dia pernah dipenjara dan sangat menyukai uang, kita bisa mencoba untuk menyogoknya agar bisa mendapatkan informasi, tapi sayang aku tidak punya uang” terang Ga Eun. Mendengar hal itu, Yoo Mi jadi punya ide.

Adegan beralih ke kediaman keluarga Jung Woo. Terlihat Mi Ran sedang membawa meja dengan penuh makanan, lalu dia mengetuk pintu kamar ibu mertuanya. Mi Ran minta maaf atas kesalahannya, dan meminta ibu untuk makan. Namun ibu tidak mau keluar dan bilang “selama kau ada di rumah ini, aku tidak akan makan!”. Mi Ran pasrah dan bilang “ibu aku harus berangkat bekerja, jadi aku tinggalkan meja makannya di depan pintu”. Lalu Mi Ran menuju ke kamar Na Ri, dia mencoba untuk masuk, namun ternyata di kunci, Mi Ran pamitan, tapi Na Ri yang mendengarnya hanya cuek-cuek saja sambil memainkan bonekanya. Mi Ran pergi dengan wajah sangat lesu sekali.

(siap-siap tertawa!! ^_^) Begitu Mi Ran pergi, Jung Hee muncul dari dapur sambil memukul-mukulkan wajan pakai centong dan teriak,  tenk tenk tenk “ibu! Na Ri! Ayo semuanya cepat keluar!”. Ibu dan Na Ri pun langsung keluar dari kamar masing-masing dan menuju ke meja makan. “aduh aku benar-benar kelaparan” ujar ibu. Na Ri pun tidak mau kalah dan bilang “aku juga mau makan bi”. Jung Hee ke ibunya “sampai kapan aku harus main panci polisi seperti ini bu?”. (bwahahahaa ada-ada saja ulah dari keluarga Jung Woo ini, mereka puasa makan hanya di hadapan Mi Ran, bahkan anak sekecil Na Ri juga ikut-ikutan berkontribusi wkwkwk).

Ny. Oh meminta sekretarisnya untuk menyimpan baju-baju inventaris ke gudang. Ga Eun yang melihatnya bertanya “apakah itu benar-benar baju inventaris? Semuanya masih tampak sangat bagus?”. Ny. Oh membenarkan, tapi karena sudah terlalu lama dipajang jadi mau dijual ke toko yang lain dengan harga murah, dan dia hanya minta harga bahannya saja. Ga Eun mengerti, dan dia berfikir untuk meminta ijin mengambil baju-baju itu, dia akan menjualnya sendiri dan akan membayar setelah semuanya terjual. Ny. Oh menyetujui permintaan Ga Eun.

Ga Eun memajang baju-baju itu di lapak kaki lima, dia merasa canggung, karena ini merupakan pengalaman pertamanya, dia melihat pedagang yang di sebelahnya menjajakan dagangannya sambil berteriak, dan dengan ragu-ragu Ga Eun pun mencobanya. Ada sepasang kekasih melihat-lihat, sang wanita menyukainya tapi begitu sang pria melihat harganya, dia tidak jadi membelinya, karena dirasanya terlalu mahal untuk ukuran penjual kaki lima walaupun sudah diberi discount besar-besaran. Ga Eun kecewa dan melihat sekelilingnya, para penjual pakaian disana memang menjual baju-baju yang sangat super murah sekali.

Ga Eun pindah lokasi, kali ini mencoba berjualan di depan pertokoan elite. Tidak lama berada disana sudah ada sepasang calon pembeli, mereka tertarik dan ingin membelinya, tapi tiba-tiba saja ada seorang bapak yang marah karena Ga Eun berjualan di depan tokonya bahkan tidak minta ijin, bapak itu merasa dirugikan, dia memporak porandakan dagangan milik Ga Eun. Ga Eun minta maaf, saat bapak itu mau menghancurkan dagangan Ga Eun lagi, ada sebuah tangan yang mencengkeramnya, siapakah dia? Tentu saja, dialah pahlawan kita (kita? Ga Eun kali, hehehee).

BERSAMBUNG..