Kamis, 29 Desember 2011

Sinopsis Drama Korea Pink Lipstick episode 77-78


Di hotel, dengan mata sayup-sayup Young Eun mencoba untuk melihat lebih jelas lagi, dia bingung sedang berada dimana dan mencoba untuk mengingat kejadian sebelumnya, akhirnya dia ingat kalau semalam mabuk-mabukan dan dengan digendong Seo Jin membawanya ke hotel itu. Young Eun tidak habis pikir kenapa Seo Jin meninggalkannya begitu saja disana, bahkan tanpa melepaskan sepatunya.

Ga Eun menemui Ny. Oh, dia ingin mendengar semua hal yang telah Ga Eun lakukan. Ga Eun menjelaskan bahwa dia hanya mengikuti mantan suaminya dan mengganggu bulan madu mereka. Dan semua yang dia lakukan itu tidak memerlukan uang sedikitpun. Ny. Oh cukup terkesan “baiklah, jika kau memang ingin menjadi kuat dan mendapatkan kekuatan, aku akan memberimu tugas pertama dan lakukanlah dengan benar”. Ny. Oh lantas membawa Ga Eun ke dalam butiknya dan memintanya untuk memilih satu pakaian elegan yang cocok untuk Ga Eun pakai. Setelah Ny. Oh pergi, Ga Eun mencoba memilih milih pakaian yang ada disana.

Ga Eun masuk ke ruangan Ny. Oh dengan memakai pakaian pilihannya yang berupa terusan bernuansa gelap. Ny. Oh merasa kalau Ga Eun seperti akan menghadiri wawancara pelayan bar dengan pakaiannya tersebut. Tapi aku ingin tahu apa yang membuatmu memilihnya? Ga Eun menjawab pertanyaan itu sambil mengingat Mi Ran yang terlihat cantik dan elegan dengan memakai terusan serupa seperti yang Ga Eun pakai. “Aku hanya mengikuti gaya seseorang, karena para laki-laki seperti begitu tertarik melihatnya”. Ny. Oh tidak suka dengan jawaban tersebut, dia berfikir bahwa “kau harus menampilkan citramu sendiri, jangan pernah mencoba untuk menyerupai orang lain. Sebelum kau ingin menarik perhatian laki-laki, pastikan dulu siapa jati dirimu. Separuh dari dunia ini adalah laki-laki, jadi jika kau tidak memahami mereka, kau hanya melihat separuh dunia. Dan laki-laki hanya menyukai uang. Jadi kau pun harus mempelajari apa arti uang terlebih dahulu”.

Untuk meneruskan penjelasannya, Ny. Oh lantas membawa Ga Eun menemui seorang manager bank. Manager itu senang melihat kedatangan Ny. Oh, dia bertanya apakah Ny. Oh sudah menemukan tempat baru baginya untuk berinvestasi?. Ny. Oh bilang kalau dia ingin meminjam uang atas nama Ga Eun, “dia seorang pemula yang ingin memulai bisnisnya”. Mimik wajah manager itu langsung mengkerut, dia melihat Ga Eun dan bilang pada Ny. Oh “anda tahu sendirikan, sangat sulit mendapatkan dana jika tidak menyerahkan jaminan atau setidaknya membuat rencana atau proposal bisnis”. Ny. Oh melirik pada Ga Eun dan bilang kalau dia akan memberi waktu tiga hari pada Ga Eun untuk membuat proposal bisnisnya. Kemudian Ny. Oh pamitan dan bilang pada managernya kalau dia akan kembali tiga hari lagi dengan membawa proposal.

Ga Eun merasa tidak tahu apa yang harus dia lakukan, dan memulainya dari mana. “kau pasti bisa, karena kebencian dan kemarahan, kau bisa melakukan hal seperti kemarin memata-matai mantan suamimu. Maka kali ini juga lakukanlah hal yang sama” ucap Ny. Oh.

Orang tua Mi Ran datang ke rumah besannya dengan membawa koper milik Mi Ran. Ibu Jung Woo tanya “kenapa kopernya lebih dulu sampai dibandingkan orangnya?”. Ibu Mi Ran beralasan kalau ini semua karena ulah Jung Woo yang pergi begitu saja di malam bulan madu mereka, sehingga Mi Ran jadi marah. Ibu Jung Woo membela anaknya, dan bilang bahwa dirinya juga sudah tahu tentang Mi Ran yang pernah jadi istri ke empat belas orang Arab. “Dasar kalian keluarga penipu”. Ibu Jung Woo mengusir mereka.

Mi Ran sedang minum minuman keras. Sebenarnya dia merasa sangat bahagia karena harapannya untuk menikah dengan Jung Woo sudah tercapai, tapi “kenapa jadi kacau begini sejak hari pertama?”. Mi Ran mendapat telepon dari Ga Eun, yang mengatakan bahwa dirinya dalam perjalanan menemui Jung Woo. Ga Eun bilang begitu karena dia tidak mau sembunyi-sembunyi seperti yang dilakukan oleh Mi Ran dulu agar tidak menyebabkan kesalah pahaman (sebenarnya sih memang ada maksud tertentu untuk menjalankan taktik selanjutnya).

Di kantor, Jung Woo menerima Ga Eun dengan hangat. Dia bilang kalau hari ini Ga Eun terlihat lebih segar dibandingkan semalam. Ga Eun beralasan kalau dia setidaknya bisa tidur nyenyak saat tahu kalau Jung Woo akan membantunya mangatasi para rentenir itu. (Iya heran, walau sudah cerai, masih saja mereka saling memanggil sayang).  
Jung Woo mengomentari rambut Ga Eun, “kau lebih cocok dengan rambut lurus”. Jung Woo memberikan uang pada Ga Eun agar dia tidak kesulitan lagi. Namun Ga Eun menolaknya dan mencoba mengalihkan pembicaraan, “bagaimana keadaan Na Ri?”. Jung Woo bilang kalau dia akhir-akhir ini sangat sibuk jadi belum mengetahui perkembangan Na Ri.

Karena merasa kalau sebentar lagi Mi Ran pasti akan muncul, jadi Ga Eun pura-pura tidak sengaja menyenggol gelas, sehingga menumpahkan isinya dan membasahi celana Jung Woo yang sedang duduk di depannya.  Ga Eun minta maaf dan berusaha mengelap celana Jung Woo agar tidak terlalu basah. Dan tepat saat itu nenek sihir datang “apa yang kau lakukan di sini?!” teriak Mi Ran saat masuk ke ruang kerjanya Jung Woo. Mi Ran marah-marah dan mendorong Ga Eun hingga tersudut, Jung Woo berusaha melerai. Mi Ran makin marah karena sikap Jung Woo yang lebih mempedulikan Ga Eun dibandingkan dirinya. Ga Eun sengaja membuat suasana semakin panas dengan bilang “aku minta maaf, seharusnya aku tidak datang saat kemarin malam”. Mi Ran yang mendengarnya jadi makin mengamuk, ternyata benar Ga Eun yang menyebabkan Jung Woo pergi meninggalkannya seorang diri di hotel saat bulan madu kemarin. Ga Eun minta maaf dan berusaha pergi dari sana setelah membuat ricuh suasana, Jung Woo berusaha mengejar sambil ingin memberikan uang nya yang tidak di ambil oleh Ga Eun. Namun Mi Ran menghalanginya.

Ga Eun keluar dari kantor itu dengan wajah sumringah, sesaat kemudian Jae Bum meneleponnya. Mereka ketemuan, Ga Eun bercerita kalau sebenarnya Ny. Oh memberinya tugas membuat proposal bisnis, apa kau bisa membantuku?. “proposal bisnis ya? Itu mudah” jawab Jae Bum.
Kembali ke TKP= Tempat Kejadian Perkara (halah, abaikan), Mi Ran marah besar pada Jung Woo. Dia beralasan kalau Ga Eun sedang tertimpa masalah. “tapi kau melakukannya di malam bulan madu kita!” balas Mi Ran dengan sengitnya.

Begitu pulang kerumah dan masuk kamar, Mi Ran langsung di dorong oleh ibu mertuanya hingga terjatuh ke ranjang. Ibu menunjukkan semua foto-foto Mi Ran dengan suami Arabnya. Ibu menuduh Mi Ran sudah berbohong tentang statusnya dan ingin agar Mi Ran dan Jung Woo bercerai saja dan kau pergi dari rumah ini. Mi Ran berusaha menjelaskan bahwa Jung Woo sudah tahu semuanya, dan langsung keluar kamar.
Di ruang kerja, Jung Woo justru sedang mengurus masalah Ga Eun, menurut penelepon di seberang sana (kayaknya pak Kim alias sekretaris Jung Woo), masalah penipuan yang dialami Ga Eun cukup sulit untuk dilacak, kejahatan real estate memang rumit, apalagi dia (Ga Eun) membayarnya secara tunai, jadi tidak ada bukti-bukti. Jung Woo mengangguk mengerti dan langsung menutup teleponnya begitu Mi Ran masuk. Mi Ran mengadu agar Jung Woo menjelaskan semuanya pada ibunya, ibu masuk dan langsung memukul kepala Mi Ran “beraninya kau pergi disaat aku masih bicara”. Mi Ran “ibu memukulku?”.

Di rumah yang lain, Tn. Maeng bertanya pada putranya tentang Jae Bum. Seo Jin tidak tahu, yang menjawab justru Gi Beol pelayan mereka “menurutku, pribadi Jae Bum akhir-akhir ini selalu berubah-ubah, kadang senyum-senyum sendiri, tapi sesaat kemudian tampak gelisah seperti memikirkan sesuatu. Tn. Maeng berasumsi kalau Jae Bum pasti sedang kencan, “siapa wanita itu?”. Secara tidak langsung adegan beralih ke seseorang yang sedang memainkan piano, yang juga bisa diartikan sebagai jawaban dari pertanyaan Tn. Maeng tadi.

Perlahan pemilik tangan itu menunjukkan wajahnya, yups dia Ga Eun yang sedang memainkan tuts-tuts pianonya sambil menerawang, mengingat semua hal-hal yang membuatnya gembira, saat kebersamaannya dengan Na Ri, dan juga ayahnya yang telah tiada. Di bangku pengunjung, ada Jae Bum yang sedang menyaksikan permainan piano Ga Eun.
Setelah selesai, semua pengunjung memberikan tepuk tangannya. “aku baru tahu kalau kau bisa bermain piano dengan begitu baik” kata Jae Bum terkesan. Ga Eun menjawab kalau dulu dia mempelajarinya sebagai hobby, namun sekarang dia melakukannya untuk mendapatkan uang.
Jae Bum bilang kalau Ga Eun terlalu sibuk bekerja dari pagi sampai malam, dan menasehatinya untuk menjaga kesehatannya “jika aku sesekali datang untuk melihat penampilanmu, kau tidak akan mengusirku kan?”, “tentu saja tidak, kau kan datang sebagai tamu, mana mungkin aku mengusirmu” jawab Ga Eun sambil tertawa. Tidak hanya itu, Jae Bum juga minta waktu khusus agar bisa bertemu dengan Ga Eun (ceritanya Jae Bum nembak nich???? Hahay suit swiwww <-- so’ iyeh banget nich Iya). Namun sayangnya malah mendapat tampikan dari Ga Eun “tidak bisa, sebaiknya kau mundur jika tidak ingin terluka”. Tapi Jae Bum pantang menyerah, dia akan tetap mempertahankan perasaannya (good!! Hwaiting yak JB!! Justin Beiber?? Hehehee Jae Bum lah).

Pagi-pagi sekali Ga Eun sudah sibuk bekerja mengantarkan koran. Lalu siangnya bekerja di butik, dia mengingat ucapan Ny. Oh “faktor penjual kunci” apa maksudnya? Saat berfikir seperti itu, tiba-tiba dilihatnya Jae Bum muncul dari balik kaca dengan wajah super sumringahnya, waaaa....sambil membentangkan tangan. Jae Bum datang untuk mengajaknya makan siang di taman bunga dengan bekal yang sengaja dipersiapkan oleh Jae Bum sendiri. Ga Eun menyukai masakannya.

Mi Ran datang ke rumah Ga Eun, “kau telah mengganggu bulan maduku, kau juga kan yang mengirimkan paket bunga serta foto-foto itu ke rumah mertuaku?!” Ga Eun “apa maksudmu? aku tidak mengerti, lagi pula kau harus punya bukti jika ingin menuduhku! Apa kau tahu? Akhir-akhir ini Jung Woo begitu tertarik padaku” untuk membuktikannya Ga Eun mencoba menelepon Jung Woo (main taktik lagi nih Ga Eun). Melihat hal itu Mi Ran langsung berusaha merebut handphone Ga Eun. Terjadi saling rebut handphone, di seberang sana Jung Woo mendengar teriakan Ga Eun dan Mi Ran. Mi Ran berhasil mendapatkan handphone tersebut dan langsung melemparnya hingga berserakan. Ga Eun tersenyum “kenapa? Apa kau takut kalau Jung Woo akan datang kemari untuk diriku?”. Mi Ran “untukmu? Kalau pun dia datang itu pasti karena aku”. Saat Mi Ran mau pergi, Ga Eun bilang kalau sebenarnya yang dia telepon tadi adalah Young Eun (padahal beneran Jung Woo, supaya Mi Ran enggak keburu pergi sebelum kedatangan Jung Woo). Tentu saja Mi Ran reflek membalikan badannya kembali, dia geram. Ga Eun meledek Mi Ran karena tidak yakin dengan perasaan Jung Woo. Dan Mi Ran membalasnya dengan mengatakan bahwa sejak dari awal Jung Woo mendekati Ga Eun hanya untuk mendapatkan harta kekayaannya saja. Mereka bertengkar, namun Ga Eun sengaja mengalah, saat Mi Ran mendorong Ga Eun tepat saat itulah Jung Woo datang dan langsung berusaha merengkuh Ga Eun. Mi Ran terkejut, dan Jung Woo langsung memarahinya. Ga Eun berpura-pura terkulai lemas, Mi Ran “kau jangan pura-pura seperti itu!”. Ga Eun bilang agar Jung Woo segera membawa Mi Ran, tapi Jung Woo mengkhawatirkan Ga Eun “aku tidak apa-apa” jawabnya. Akhirnya Jung Woo membawa paksa Mi Ran pergi. (yes yes yes yes yes ala HITZ, taktik Ga Eun berhasil lagi, hahaa). Saat sendiri, Ga Eun mengingat kembali ucapan Mi Ran yang mengatakan bahwa Jung Woo mendekatinya hanya untuk mendapatkan hartanya saja.

Pulang ke rumah Mi Ran marah pada Jung Woo, seharusnya dia tidak bersikap seperti tadi. “lalu apakah aku harus diam saja melihatnya terjatuh?” tanya Jung Woo. Mi Ran “tapi ini semua adalah perbuatan Ga Eun, mulai dari gaun pengantinnya yang rusak, paket bunga dan foto-foto itu”. Jung Woo tidak percaya, “karena aku mengenal dengan baik siapa Ga Eun, dia berbeda denganmu! Ga Eun tidak akan sanggup melakukan perbuatan seperti itu.
Lagi pula ini semua adalah salahmu! Aku sudah muak mendengar dari orang-orang tentang banyaknya laki-laki yang dekat denganmu!”.

Di restoran, seperti biasa Jae Bum menikmati alunan piano yang dimainkan oleh Ga Eun. Setelah sampai ke rumah, dia langsung menuju ke dapur dan menuangkan air putih. Jae Bum minum sambil senyum-senyum sendiri karena mengingat kebersamaannya dengan Ga Eun saat makan siang tadi, lalu pamannya bertanya dari belakang hingga membuat Jae Bum terkejut. Paman “apa yang sedang kau pikirkan hingga menunjukkan ekspresi seperti itu? Siapa wanita itu?”. Jae Bum “apa maksud paman? Lebih baik paman urus pernikahan Seo Jin terlebih dahulu”.

Ga Eun sedang sibuk di kamarnya, ibu memintanya untuk segera istirahat. Ga Eun bilang tidak apa-apa, dan melanjutkan membuat proposal.

Keesokan harinya, Ga Eun janjian dengan sahabatnya. “jadi demi balas dendam pada Jung Woo, kau bekerja pada Ny. Oh?” tanya Yoo Mi. Ga Eun membenarkan hal itu, dia perlu mencari bukti-bukti kejahatan Jung Woo, kenapa dia bisa begitu tega berbuat hal ini padaku?. Sahabatnya menjawab “itu dikarenakan Ga Eun hidup dengan penuh kenyamanan, sedangkan Jung Woo sebaliknya, itu lah sebabnya dia memiliki pikiran licik seperti itu”. Namun Yoo Mi juga merasa untuk mencari bukti kesalahan mereka pasti sangat sulit, karena mereka tidak akan sembarangan meninggalkan jejak. Mencari bukti hitam di atas putih mungkin agak susah, jadi kita harus mencari nya melalui orang-orang terkait. Ga Eun merasa kalau Mi Ran pasti tahu semua hal yang telah Jung Woo lakukan, “tapi tidak mungkin aku mendapatkannya dari Mi Ran. Atau mungkinkah ayah tiri Mi Ran tahu sesuatu? Aku dengar dia pernah dipenjara dan sangat menyukai uang, kita bisa mencoba untuk menyogoknya agar bisa mendapatkan informasi, tapi sayang aku tidak punya uang” terang Ga Eun. Mendengar hal itu, Yoo Mi jadi punya ide.

Adegan beralih ke kediaman keluarga Jung Woo. Terlihat Mi Ran sedang membawa meja dengan penuh makanan, lalu dia mengetuk pintu kamar ibu mertuanya. Mi Ran minta maaf atas kesalahannya, dan meminta ibu untuk makan. Namun ibu tidak mau keluar dan bilang “selama kau ada di rumah ini, aku tidak akan makan!”. Mi Ran pasrah dan bilang “ibu aku harus berangkat bekerja, jadi aku tinggalkan meja makannya di depan pintu”. Lalu Mi Ran menuju ke kamar Na Ri, dia mencoba untuk masuk, namun ternyata di kunci, Mi Ran pamitan, tapi Na Ri yang mendengarnya hanya cuek-cuek saja sambil memainkan bonekanya. Mi Ran pergi dengan wajah sangat lesu sekali.

(siap-siap tertawa!! ^_^) Begitu Mi Ran pergi, Jung Hee muncul dari dapur sambil memukul-mukulkan wajan pakai centong dan teriak,  tenk tenk tenk “ibu! Na Ri! Ayo semuanya cepat keluar!”. Ibu dan Na Ri pun langsung keluar dari kamar masing-masing dan menuju ke meja makan. “aduh aku benar-benar kelaparan” ujar ibu. Na Ri pun tidak mau kalah dan bilang “aku juga mau makan bi”. Jung Hee ke ibunya “sampai kapan aku harus main panci polisi seperti ini bu?”. (bwahahahaa ada-ada saja ulah dari keluarga Jung Woo ini, mereka puasa makan hanya di hadapan Mi Ran, bahkan anak sekecil Na Ri juga ikut-ikutan berkontribusi wkwkwk).

Ny. Oh meminta sekretarisnya untuk menyimpan baju-baju inventaris ke gudang. Ga Eun yang melihatnya bertanya “apakah itu benar-benar baju inventaris? Semuanya masih tampak sangat bagus?”. Ny. Oh membenarkan, tapi karena sudah terlalu lama dipajang jadi mau dijual ke toko yang lain dengan harga murah, dan dia hanya minta harga bahannya saja. Ga Eun mengerti, dan dia berfikir untuk meminta ijin mengambil baju-baju itu, dia akan menjualnya sendiri dan akan membayar setelah semuanya terjual. Ny. Oh menyetujui permintaan Ga Eun.

Ga Eun memajang baju-baju itu di lapak kaki lima, dia merasa canggung, karena ini merupakan pengalaman pertamanya, dia melihat pedagang yang di sebelahnya menjajakan dagangannya sambil berteriak, dan dengan ragu-ragu Ga Eun pun mencobanya. Ada sepasang kekasih melihat-lihat, sang wanita menyukainya tapi begitu sang pria melihat harganya, dia tidak jadi membelinya, karena dirasanya terlalu mahal untuk ukuran penjual kaki lima walaupun sudah diberi discount besar-besaran. Ga Eun kecewa dan melihat sekelilingnya, para penjual pakaian disana memang menjual baju-baju yang sangat super murah sekali.

Ga Eun pindah lokasi, kali ini mencoba berjualan di depan pertokoan elite. Tidak lama berada disana sudah ada sepasang calon pembeli, mereka tertarik dan ingin membelinya, tapi tiba-tiba saja ada seorang bapak yang marah karena Ga Eun berjualan di depan tokonya bahkan tidak minta ijin, bapak itu merasa dirugikan, dia memporak porandakan dagangan milik Ga Eun. Ga Eun minta maaf, saat bapak itu mau menghancurkan dagangan Ga Eun lagi, ada sebuah tangan yang mencengkeramnya, siapakah dia? Tentu saja, dialah pahlawan kita (kita? Ga Eun kali, hehehee).

BERSAMBUNG..

Sinopsis Drama Korea Pink Lipstick episode 75-76


Jae Bum masuk ke kamar, dan mendapati Ga Eun sudah tergeletak tak berdaya. Di rumah sakit Ga Eun yang terbaring mulai membuka matanya perlahan-lahan. Jae Bum bertanya “apakah kau ingin mati?” Ga Eun menggeleng “aku sangat tidak berdaya, aku begitu merindukan ayahku”. Jae Bum membawa Ga Eun ke atap rumah sakit, “jika kau ingin bunuh diri, ayo lakukan sekarang !”. Ga Eun tak kuasa, dia mencurahkan segala isi hatinya sambil menangis. Jae Bum memeluk untuk menenangkannya “kau adalah seseorang yang sangat berharga” (yups, terutama bagi keluarga dan Jae Bum tentunya, xixixii).

Keesokannya Ga Eun berkunjung ke sebuah salon, dia merubah rambutnya menjadi bergelombang. Saat pulang, ibu dan adiknya minta maaf atas segala sikap mereka kemarin.
Jae Bum janjian dengan Ga Eun, dia bilang kalau akhir-akhir ini Jung Woo sering bertemu dengan Ny. Soo Ji Oh. “Dia adalah orang yang berpengaruh di kalangan para politisi dan pengusaha. Bisa disebut juga sebagai sumber intelijen rahasia”. Ga Eun merasa pernah mendengar namanya, setelah mengingat beberapa saat akhirnya tahu kalau Ny. Oh datang ke pemakaman ayahnya, dia sempat memberikan kartu namanya padaku, ujar Ga Eun. Namun dia tidak tahu pasti apakah wanita itu adalah orang yang sama dengan yang dimaksud oleh Jae Bum.

Untuk memastikannya, Ga Eun datang ke butik Ny. Oh. Namun sayangnya beliau sedang tidak berada di tempat. Saat akan pergi, ternyata orangnya datang. Ny. Oh mengenali Ga Eun dan berucap “kau datang sedikit terlambat” (iyalah, Jung Woo sudah nyuri start duluan). Ga Eun hanya bengong karena tidak mengerti maksudnya. Ny. Oh mempersilahkan Ga Eun masuk ke ruang kerjanya. To the point Ga Eun menanyakan kemungkinan Ny. Oh tahu sesuatu tentang kebangkrutan yang di alami perusahaan ayahnya. Ga Eun curiga pada mantan suaminya, karena begitu perusahaan bangkrut, Jung Woo malah bisa mendirikan perusahaan baru. Karena Ny. Oh sudah “dikuasai” oleh Jung Woo, dia tidak bisa berkata-kata, hanya berujar “jika kau mencurigai seseorang, maka carilah bukti untuk menguatkan dugaanmu”.

Ga Eun berjalan di jembatan layang sambil menerawang, mengingat semua hal-hal yang telah dia lakukan untuk Jung Woo, termasuk menyerahkan semua saham dan tabungan yang dia miliki. Dalam diamnya Ga Eun sudah bertekad untuk balas dendam.

Di tempat lain, Mi Ran dan Jung Woo sedang bergembira. Mereka melakukan foto pra wedding, fotografernya mengarahkan mereka untuk melakukan berbagai pose. Mi Ran meminta Jung Woo untuk membentuk simbol cinta, tiba-tiba saja terbersit dalam ingatan Jung Woo saat pernikahannya dulu dengan Ga Eun waktu membuat simbol cinta juga, mereka di foto dengan tangan masing-masing dimelengkungkan ke atas kepala sehingga membentuk love. Ga Eun hadir di tempat itu dan menyaksikan semuanya, sebelum pergi, dia melihat sepasang gaun dan tuksedo terpajang dengan begitu cantiknya.

Di rumah kediaman Jung Woo, ibu menerima paket bunga yang ditujukan untuk Mi Ran, ternyata terselip sebuah surat yang bertuliskan bahwa dia meminta Mi Ran untuk kembali padanya  (sang pengirim). Ibu menjadi geram dan menyangka kalau sang pengirim adalah laki-laki lainnya Mi Ran, ibu sudah menyangka dari awal kalau dia mencium hal yang jelek tentang Mi Ran.

Kembali ke tempat pemotretan, Mi Ran mengecek gaunnya (gaun yang tadi dilihat oleh Ga Eun) dan terlonjak kaget saat dilihatnya gaun itu sudah penuh dengan robekan-robekan, Jung Woo juga memeriksa tuksedonya, dan ternyata rusak juga penuh robekan dimana-mana. Padahal Mi Ran sengaja merancang gaun itu untuk dipakai di hari pernikahannya, dan sekarang gaunnya rusak, bagaimana aku bisa membuatnya lagi? Padahal pernikahannya besok lusa. Mi Ran marah pada pelayannya, pelayan itu minta maaf dan bilang akan mengecek kemungkinan terjadinya kesalahan pada saat pengiriman. Mi Ran menduga kalau semua ini adalah perbuatan Ga Eun, karena hanya dia seorang yang membencinya. Jung Woo tidak percaya, “mungkin saja ada orang lain yang membencimu di sini”. Mi Ran tetap ngotot, bahkan berusaha membuktikannya dengan mengecek ke ruang CCTV.

Mereka berdua sudah kembali ke apartment Mi Ran, dia kesal bagaimana di tempat seperti itu CCTV nya bisa rusak? Jung Woo menenangkannya, lagi pula kan sudah ada gaun penggantinya. Mi Ran “tapi dari dulu aku selalu bermimpi jika menikah ingin memakai gaun rancanganku sendiri”.

Keluarga Jae Bum sedang makan bersama, pamannya tahu kalau belakangan ini Jae Bum sedang menyelidiki Jung Woo, apa yang sebenarnya kau cari?. Jae Bum menjawab bahwa dia hanya ingin tahu penyebab bangkrutnya perusahaan San Apparel, dan di balik berdirinya perusahaan Star Fasion. Paman meminta agar Jae Bum segera menghentikannya, “jangan ikut campur urusan orang lain, dan fokuslah hanya pada pekerjaanmu saja. Bagaimana kau bisa dewasa jika terus bersikap seperti ini? Pokoknya di pernikahan Jung Woo dan Mi Ran kau harus datang untuk menghadirinya”.

Ga Eun sedang memandangi foto ayahnya, dia berjanji akan bekerja sangat keras agar suatu hari nanti bisa mendapatkan kembali perusahaan milik ayahnya.
Ga Eun menemui Ny. Oh lagi, Ga Eun meminta agar dia bisa memiliki kekuasaan, “selama ini aku selalu hidup dalam bayang-bayang ayah, dan sama sekali tidak tahu tentang apapun. Tapi kini aku ingin balas dendam, jadi aku mohon bantulah aku, jadikanlah aku muridmu”. Tadinya Ny. Oh mengira kalau kedatangannya untuk meminta uang, atau sesuatu hal yang lebih praktis, tapi ternyata Ga Eun malah meminta kekuasaan?. Ny. Oh menyerahkan amplop pada Ga Eun, saat dilihat ternyata isinya beberapa lembar cek (mau donk! Iya butuh dana segar nih, hahaa). Ny. Oh “gunakanlah uang itu untuk mewujudkan semua keinginanmu, lalu kembalilah padaku melaporkan untuk apa saja kau gunakan uang itu. Dan kita lihat, apakah kau bisa menjadi muridku atau tidak”.

Ga Eun dapat telepon dari Na Ri, mereka mengobrol sebentar, lalu Ga Eun bicara pada Jung Hee dan menanyakan kemana Jung Woo dan Mi Ran akan berbulan madu.
Ibu Jung Woo sedang membuka amplop satu persatu (ceritanya lagi ngebongkar gentong pengantin kalau di Indonesia mah, hehehh) dengan ditemani Jung Hee. semua amplop berisi uang, namun ada satu amplop yang membuatnya terkejut. Isinya ternyata foto-foto Mi Ran dengan suami Arabnya. Sang ibu kesal karena merasa sudah ditipu, dia berjanji pasti akan langsung memarahi Mi Ran begitu dia sudah pulang. (memangnya ibu Jung Woo ga pernah lihat atau dengar gosip? Kan sudah beredar dari kemarin-kemarin tuh foto). 

Mi Ran dan Jung Woo sampai di hotel untuk berbulan madu (Iya heran, padahal gak ada adegan yang terlewat pas Iya nonton, tapi kenapa pesta pernikahan mereka tidak diceritakan? Apa di cut sama Indosiarnya? Hmm) dari belakang tampak di ikuti oleh Ga Eun yang baru saja sampai dan turun dari taxi. Mi Ran sangat senang sekali, akhirnya mereka bisa menikah. Jung Woo berjanji jika produk mereka laris dan mempunyai waktu senggang, ia akan mengajak Mi Ran untuk berlibur keluar negeri.

Tiba-tiba saja Jung Woo mendapat sms dari Ga Eun, dia menjauh sebentar dari Mi Ran untuk membacanya. Isinya, Ga Eun meminta Jung Woo untuk menghubunginya namun tanpa sepengetahuan Mi Ran. Mi Ran tanya dari siapa itu? Jung Woo menjawab hanya dari teman. Jung Woo menelepon Ga Eun. Ga Eun minta agar Jung Woo turun, karena sekarang dia sedang ada di lobby hotel. Jung Woo menemui Ga Eun, dia pura-pura lemas, Jung Woo khawatir dan akan membawanya ke rumah sakit. Ga Eun menolak dan bilang untuk membawanya ke kamar saja, akhinya Jung Woo meminta pelayan disana untuk mencarikan kamar kosong. Ga Eun sedang berbaring di kursi, dia berusaha untuk duduk. Jung Woo bertanya “ada apa sebenarnya? Kenapa kau bisa ada disini?”. Ga Eun minta maaf, “aku begitu putus asa tidak tahu harus mencari bantuan pada siapa, makanya aku datang kemari, aku tahu keberadaamu dari Jung Hee. Saat ini aku sedang di kejar-kejar rentenir”.
“memangnya kemana semua uang yang telah aku berikan?” tanya Jung Woo. Ga Eun “aku tertipu bisnis real estate. Kau tahu kan kalau selama ini aku tidak pernah berbisnis? Aku dan ibu terus menerus tertipu, kami tidak tahu harus pergi kemana. Maafkan aku karena telah menggangu bulan madumu”. Ga Eun berusaha beranjak pergi dari sana, namun Jung Woo menahan tangannya “kau bilang sedang dikejar rentenir, menginaplah untuk malam ini”.

Mi Ran mencari-cari Jung Woo di kamarnya, namun tidak dia temukan. Saat ditelepon ke handphone nya, Jung Woo yang pada saat ini fokus pikirannya ke Ga Eun langsung mencabut baterei handphone nya. Jung Woo minta Ga Eun untuk terus melanjutkan ceritanya. “aku sudah lapor pada polisi, namun mereka belum menemukan pelakunya” terang Ga Eun. Jung Woo berjanji akan menyelidiki begitu pulang besok. Ga Eun lalu memberikan catatan mengenai hal-hal yang disukai dan yang tidak disukai oleh Na Ri, Jung Woo membacanya dengan seksama.

Mi Ran menggedor-gedor pintu kamar lain sambil teriak memanggil nama Ga Eun. Namun Jung Woo yang ada di dalam sana sama sekali tidak menghiraukannya. Ga Eun menjelaskan pada Jung Woo kalau “amandel Na Ri akan sakit jika terlalu banyak makan ice cream, dia juga alergi terhadap kacang. Dan ada satu baju yang sangat disukai olehnya, serta jangan membuang apapun tanpa sepengetahuannya, karena dia pasti akan sangat marah. Dan ini juga ada nomor teleponnya teman-teman Na Ri”. Jung Woo sangat terkesan dengan tindakan Ga Eun itu dan bilang bahwa dia masih ibu dari Na Ri. Ga Eun “aku memutuskan untuk menerima kenyataan ini”. Jung Woo minta maaf atas segala kesalahannya. Ga Eun berusaha tegar dan bilang kalau dia tidak bisa membenci Jung Woo, “kau harus pergi pada Mi Ran”.

Mi Ran dapat informasi dari pelayan hotel bahwa tidak ada nama Yoo Ga Eun di daftar tamu mereka. Dia mencoba untuk menelepon Jung Woo kembali, namun sayangnya masih tidak aktif. Ga Eun berusaha untuk tetap pergi dari sana, Jung Woo bersikeras melarangnya “lagi pula kau masih sakit”. Ga Eun tetap meminta Jung Woo untuk kembali pada Mi Ran. Karena tidak ada yang mau mengalah, akhirnya Jung Woo mengajak Ga Eun ke mobilnya, dia akan mengantar Ga Eun pulang “lagi pula kau tidak bisa pulang sendirian karena ada orang yang mengejarmu”. Sebelum pergi, Jung Woo memberi pesan pada Mi Ran melalui sms kalau dia ada keperluan. Saat membacanya, Mi Ran sangat marah “bagaimana ini bisa terjadi?”. (taktik Ga Eun sukses besar euy, pokoknya episode ini mah pasti benar-benar membuat Mi Ran BeTe abis, hehee).

Di rumah Ga Eun, ibu sedang bermain kartu ditemani oleh Jae Bum. Ibu bertanya-tanya sudah malam begini kenapa Young Eun belum pulang juga? Kalau Ga Eun sih dia bilang akan menghadiri pernikahan temannya (padahal mah musuh, xixii). Putri yang dibicarakan ternyata malah dalam keadaan mabuk, Young Eun di gendong oleh Seo Jin, bahkan muntah dan mengenai bajunya. Seo Jin membawa Young Eun ke hotel dan langsung menidurkannya di ranjang, karena bajunya kotor, akhirnya Seo Jin membersihkan dirinya.
Ga Eun sudah berada di kamarnya, dia mengeluarkan tatapan yang sangat lain dari biasanya (hehehee, bahasa Iya aya-aya wae nya=ada-ada saja ya).

Mi Ran kembali ke rumah orang tuanya. Ibunya tanya kenapa tidak datang bersama Jung Woo?. Ditanya seperti itu membuatnya kesal, “dia meninggalkanku di malam bulan madu kami! Bulan madu kan hanya bisa terjadi sekali dalam seumur hidup. Aku akan memikirkan kembali tentang pernikahan ini”.
  
Ga Eun menemui Ny. Oh, dia mengembalikan semua uang yang kemarin diberikan. Ny. Oh heran. Ga Eun bilang karena yang sudah dia lakukan sama sekali tidak memerlukan uang. Jung Woo menemui Mi Ran, namun Mi Ran masih sangat kesal. Jung Woo beralasan kalau “aku sudah menyuruhmu untuk menunggu di hotel, tapi kau malah pulang lebih dulu”. Mi Ran menamparnya. Jung Woo tidak terima ”apa ini adalah didikan dalam keluargamu untuk bersikap tidak sopan?”. Mi Ran membalas dengan sengitnya “apa kau pikir yang kau lakukan juga sopan? Meninggalkanku sendiri di malam pengantin kita?”.

BERSAMBUNG..

Sinopsis Drama Korea Pink Lipstick episode 73-74


Mi Ran dan Ga Eun saling bicara, karena tidak ada pilihan lain, satu-satunya cara untuk membebaskan Young Eun hanya dengan menandatangani surat cerai tersebut. Dengan terpaksa akhirnya Ga Eun menyetujuinya. Keinginan Mi Ran tercapai, dia sangat senang dan langsung mengabarkannya pada Jung Woo.
Jung Woo dan Ga Eun bertemu di kafe untuk membahas perceraian mereka. Ga Eun meminta pada Jung Woo untuk menepati janji membebaskan adiknya, serta masih diberi kesempatan untuk bertemu dengan Na Ri.

Na Ri datang ke rumah Ga Eun dengan diantar bibinya. Mereka sangat senang dan saling berpelukan. Ga Eun juga membuatkan baju seragam lagi untuk Na Ri (bukan baju seragam sekolah ya, ini baju santai tapi dengan model yang sama, jadi ceritanya ibu dan anak kompakan bajunya) dan merekapun memakainya. Mereka saling bersenda gurau bermain dan saling tertawa lepas, dan tentunya mengabadikan kebersamaan mereka dengan beberapa jepretan foto. Setelah bersenang-senang, akhirnya tiba waktunya bagi Ga Eun berterus terang, dia bilang pada Na Ri “ibu dan ayah akan berpisah”. Na Ri langsung menangis “kalian akan bercerai?”. Dengan berat hati Ga Eun bilang “wanita (Mi Ran) yang kemarin menemuimu sebenarnya adalah ibu kandungmu, jadi panggillah dia ibu. Dan minta dia untuk selalu menyisir rambut dan memelukmu”. Dengan wajah penuh air mata Na Ri bertanya “lalu aku harus memanggil ibu apa? Aku ingin ibuku adalah ibu (Ga Eun)”. Ga Eun minta agar Na Ri bisa bersikap lebih dewasa, “karena kau bukan bayi lagi”. Saatnya Na Ri pulang, dia masih saja terus menangis dan tidak mau lepas dari Ga Eun saat akan dibawa oleh Jung Hee. Ga Eun juga sangat berat, namun dia harus melakukan ini. Lantas dia memukul Na Ri dan bilang dia tidak akan menemui Na Ri lagi jika dia tetap bersikap seperti itu, Ga Eun lari masuk ke kamarnya. Jung Hee membawa Na Ri, dan di depan Jung Woo sudah menunggu untuk menjemput mereka. Na Ri meronta-ronta, namun tak kuasa untuk melepaskan diri. Mobil pun mulai melaju. Ga Eun keluar dari kamarnya dan berlari untuk mengejar Na Ri, namun mobilnya sudah pergi jauh, dia hanya bisa menangis pilu.

Esok harinya, Ga Eun dan Jung Woo berada di depan sebuah gedung (kalau di Indonesia mah Pengadilan Agama), mereka baru saja menyelesaikan urusan perceraian. Jung Woo berkata “semoga semua kebencianmu pada diriku justru memicumu untuk lebih sukses”. Ga Eun membalas “yah, akan kupastikan di masa mendatang aku pasti akan sukses untuk mengganti semua penderitaanku selama hidup denganmu. Dan ku harapkan kau juga dapat hidup sukses”. Ga Eun pergi lebih dulu, dan dari atas tangga Jung Woo memperhatikan kepergian Ga Eun dengan mata berkaca-kaca (mwo???? Gak salah tuh??).

Di rumah, semuanya sedang berkumpul. “ayo semuanya bersulang untuk kehidupan baru Ga Eun” ujar Young Eun yang sangat tampak gembira dengan perceraian kakaknya. Dalam kesempatan itu, Ga Eun mengutarakan niatnya untuk membuka toko busana sehari-hari. Ibu berkata “andai saja ibu tidak tertipu dan kehilangan uang kita, pasti kau bisa menyewa sebuah toko dan mendapatkan rumah yang lebih besar dari yang sekarang kita tempati”. Ga Eun menenangkan ibu “ibu, rumah yang besar perlu waktu yang lama untuk membersihkannya. Aku sudah cukup senang dengan kehidupan kita sekarang”.

Mantan mertua Ga Eun sedang meratapi nasibnya atas perceraian kedua putra putrinya “kau (Jung Hee) bercerai karena suamimu berselingkuh, sedangkan Jung Woo karena dia berselingkuh membuatnya harus bercerai”.
Di kediaman Jae Bum, semua sedang makan bersama, Seo Jin cerita kalau Young Eun merayakan kebebasannya dengan minum-minum. Jae Bum komentar kalau “dia melakukannya seolah-olah sudah dipenjara bertahun-tahun saja”, Seo Jin berujar “dia bukan hanya merayakan kebebasannya, tapi juga merayakan perceraian kakaknya, mungkin itulah syarat untuk membebaskannya”. Gi Beol (Pelayan keluarga Jae Bum) seperti biasa menimpali obrolan para majikannya “wah ceritanya seperti sinetron saja”. Mendengarkan penjelasan Seo Jin tersebut, Jae Bum langsung meninggalkan ruang makan dan segera menelepon Ga Eun.

Di kamar Ga Eun sedang menghitung rincian biaya, handphone nya bunyi dan itu dari Jae Bum “kau ada dimana?”, Ga Eun menjawab “malam-malam begini tentu saja aku ada dirumah”. Ibu sedang menunggu Young Eun yang belum juga pulang, tiba-tiba bel berbunyi “Young Eun kau kah itu?”. Saat pintu dibuka “taraaaaaa..” Jae Bum muncul dengan memakai pita-pita merah di kepala dan kedua tangannya “ini adalah layanan paket, dan akulah paket untukmu, hehee”.






                                        (penampakan Jae Bum sebagai tuan paket ^_^)


Saat berdua, Ga Eun bertanya untuk apa Jae Bum melakukan semua ini? Jae Bum menjawab “tentu saja untuk merayakan perceraianmu, hanya aku seorang yang bisa merayakannya seperti ini, karena aku tahu semua ceritanya dari awal”. Ga Eun hanya bisa tersenyum dan bilang agar Jae Bum melepaskan pita-pitanya “itu terlihat lucu sekali, kau tampak seperti badut”.

Orang tua Mi Ran mengunjungi calon besannya, mereka membawakan buah-buahan. Namun seperti biasa ibu Jung Woo selalu meremehkan mereka, “orang lain saja memberikan kami buah-buahan yang sangat unik dan mahal, tapi kalian hanya membawakan buah-buahan yang murah”. Dia juga mengeluh akibat pertengkaran mereka kemarin, rasanya rambutku rontok. Ibu Mi Ran mau membalasnya, namun buru-buru di senggol oleh suaminya agar bersikap merendah diri “ah iyah maafkan aku, mungkin seharusnya aku membawakanmu shampoo dan tonik rambut yang sedang tenar saat ini” ucap ibu Mi Ran dengan senyum di paksakan. Ibu Jung Woo membatin sambil melihat ke wajah besannya “haduh aku tidak bisa membayangkan kalau harus berbesanan dengan mereka”. Gayung bersambut, ternyata ibu Mi Ran pun membatin “aku tidak akan merendah seperti ini jika bukan demi putriku Mi Ran!”.

Keluarga Ga Eun sedang membersihkan toko baru mereka. Jae Bum datang untuk mampir sekalian membantu bersih-bersih “aku harap usahamu nanti lancar” ucapnya pada Ga Eun. Setelah selesai, mereka makan bersama. Jae Bum minta ijin untuk memanggil ibu Ga Eun “ibu” aku yakin jika ibu punya seorang putra, dia pasti saat ini sudah seusiaku. Jae Bum cerita kalau ibunya sudah meninggal sejak dia duduk di bangku sekolah dasar. Ibu Ga Eun terharu dan mengijinkannya serta mengundang Jae Bum untuk sering-sering mampir ke rumah sesukanya. Jae Bum sangat senang mendengarnya, dia juga meminta ibu untuk memanggilnya Jae Bum, jangan memanggil Tn. Ha lagi.

Orang tua Mi Ran sedang mencoba berlatih membiasakan dirinya memanggil Jung Woo dengan sebutan menantu. Inilah yang disebut perubahan hidup, ini seperti gerbang terakhir, jadi kita harus melakukannya dengan sangat baik. Nenek tua itu tidak akan bisa menolak lagi apalagi jika dia tahu nanti Mi Ran akan mengandung.

Dalam pertemuan dua keluarga untuk membahas pernikahan Jung Woo dan  Mi Ran, ibu Jung Woo tidak mau kalau mereka mengadakan pesta pernikahan, dia merasa malu. Mi Ran dan ibunya tidak setuju dan merasa diremehkan. Ibu Jung Woo tetap keukeuh/ ngeyel/ ngotot agar mereka menuruti perintahnya, dan menyerahkan seserahan sesuai dangan daftar yang telah dia minta plus Mi Ran harus tinggal di rumahnya setelah mereka menikah.
Pulang ke apartment Mi Ran tetap ingin merayakan pesta pernikahannya, bahkan dia bisa merayakannya sepuluh kali lipat dari pernikahan Ga Eun dulu. Dia juga meminta pada Jung Woo agar mereka bisa hidup bertiga saja dengan Na Ri, aku tidak sanggup jika harus tinggal bersama dengan ibumu yang benci padaku. Jung Woo kurang setuju, dia tetap ingin tinggal dengan ibunya agar ada yang membantu mengurus Na Ri karena mereka berdua pasti sibuk bekerja, selain itu agar bisa memperbaiki hubungan Mi Ran dan ibunya.

Di kantornya ternyata Jung Woo menyelidiki siapa saja orang-orang yang ditemui oleh Tn. Yoo (alm. ayah mertuanya). Sekretarisnya menyerahkan daftar nama-nama tersebut dan menunjuk nama Ny. Soo Ji Oh sebagai orang yang sangat berpengaruh. Jung Woo membaca identitas lengkapnya, ternyata Ny. Oh adalah CEO Soo Ji Corp dan juga memiliki salon elit yang hanya melayani para pejabat dan pengusaha. Jung Woo bergumam “jadi selama ini dia sudah tahu semuanya tentangku”. Pak Kim tanya apa perlu kita menyogoknya? Jung Woo bilang agar jangan gegabah, salah bertindak justru akan merugikan kita.

Sementara itu, Ny. Oh yang sedang dibicarakan mengunjungi rumah Tn. Maeng. Ny. Oh mengucapkan selamat ulang tahun. Namun Tn. Maeng tahu pasti ada maksud lain dari kedatangannya. Akhirnya Ny. Oh menyerahkan sebuah amplop “kau memang tidak bisa ditipu, bacalah ini jika kau punya waktu luang. Itu (dokumen/isi amplop yang dia serahkan) mudah didapatkan”. Tn. Maeng mengucapkan terima kasih dan tidak akan pernah melupakan semua bantuan Ny. Oh (isinya apa ya? Tentang Jung Woo kah?).

Di kantornya, Jae Bum sangat senang dan bertanya pada Seo Jin kado apa yang pantas untuk dikirim ke pembukaan toko? Seo Jin tidak tahu. Lalu tiba-tiba Ga Eun masuk dan marah pada Jae Bum sambil menyerahkan amplop “seandainya aku tahu kalau uang yang kupinjam adalah uangmu, aku pasti tidak akan menerimanya!”. Jae Bum tidak bisa berkata-kata, raut wajahnya berubah jadi sedih. Saat pergi, Ga Eun mengingat kembali semua kebaikan-kebaikan yang telah dilakukan Jae Bum padanya.

Jung Woo menemui Ny. Oh, dia to the point “aku rasa tidak perlu basa basi lagi, kau pasti tahu semuanya”. Jung Woo menyerahkan foto-foto Ny. Oh dengan beberapa kliennya (pejabat/ pengusaha), maksud Jung Woo dia bisa saja menyebarkan foto-foto itu biar jadi skandal. Sebagai gantinya, Jung Woo minta agar semua bukti yang Ny. Oh miliki dimusnahkan saja, jadi aku akan menganggap beres semua ini.

Jae Bum sedang makan bersama dengan keluarganya, Seo Jin komentar kalau perilaku Jae Bum akhir-akhir ini sering berubah-ubah, kemarin terlihat gembira sekali, sekarang berubah drastis begitu murung. Jae Bum tidak menanggapinya dan malah mengalihkan pembicaraan, dia mengusulkan pada pamannya untuk mencari designer baru selain Julia agar ada variasi produk dan dapat menjangkau pasar yang lebih luas lagi. Paman menyetujui usulnya tersebut.

Ga Eun datang ke tokonya, namun dia mendapati ada orang lain juga disana yang mengaku sebagai pemilik toko tersebut. Ga Eun bingung dia sudah membuat kontrak dengan pemilik toko yang sebelumnya. Orang itu bilang kalau mereka memang menyewakan toko pada orang lain namun tidak memperpanjangnya, jadi mungkin kau sudah ditipu, seharusnya kau melalui developer jika ingin menyewa tempat agar lebih aman. Ga Eun merasa syok dan putus asa karena telah ditipu, saat pulang ke rumahnya dia justru mendapati ibu dan adiknya malah baru pulang menghambur-hamburkan uang untuk belanja barang-barang bermerk. Ga Eun masuk ke kamar dan curhat pada foto ayahnya dan mencoba untuk minum-minum. Di tempat lain, Jung Woo dan Mi Ran juga sedang minum-minum merayakan kebersamaan mereka. Sementara itu ibu dan adiknya Ga Eun pergi ke pemandian umum. Jae Bum sedang menerima telepon dari seseorang yang bilang kalau Jung Woo sudah menemui Ny. Oh. Jae Bum mengerti, lalu tanya apakah perabotan yang dia pesan sudah dikirim? Orang di seberang telepon sana bilang bahwa alamat tokonya salah. Jae Bum menduga pasti terjadi sesuatu, lantas menelepon Ga Eun namun tidak di angkat-angkat. Ga Eun mencoba merangkak untuk mengambil jepit Na Ri yang ada di meja, namun tak kuat dan akhirnya tergeletak pingsan. Jae Bum langsung menuju kerumah Ga Eun, dia menerobos masuk dan mengetuk-ngetuk pintu kamar Ga Eun namun tak ada jawaban. Saat di buka, Jae Bum terkejut karena Ga Eun sudah tidak sadarkan diri “Ga Eun! Ga Eun!” teriaknya mencoba menyadarkan.

BERSAMBUNG..